Tiga puluh satu juta seratus empat ribu kali | Kopilogi
Responsive Banner design
Home » » Tiga puluh satu juta seratus empat ribu kali

Tiga puluh satu juta seratus empat ribu kali


Saya suka sekali membaca buku-buku motivasi. Ada untungnya juga,  selain membangkitkan semangat diri,  kisah-kisah inspiratif yang saya baca kerap saya bagikan ke orang-orang terdekat. Dan, efeknya luar biasa. Seperti virus, kisah itu menjangkiti pikiran mereka. Bahkan,  bersemayam di sana.

Selain buku,  tentu banyak pula artikel-artikel bergenre motivasi-inspirasi yang tersebar di dunia maya. Mereka -para penulis- juga ikut membagi kisah menarik agar semua pembaca bisa merasakan hal yang sama sekaligus memetik hikmah dari apa yang mereka bagikan.

Soal tiga juta seratus empat ribu kali itu bagaimana ceritanya?

Itu soal bagaimana meyakinkan diri untuk bisa berbuat lebih. Sebagai manusia,  kita sebenarnya punya kemampuan yang tak terbatas.  Hanya, kadang kala kita ragu soal kelebihan itu. Standar kita terhadap kemampuan diri sebatas persepsi kita terhadap diri sendiri. Padahal,  apa yang kita khawatirkan sebenarnya bukanlah hal yang sulit sebab setiap hari pun kita sanggup menjalani puluhan aktivitas berbeda tanpa disadari.

Kisah ini saya temukan di salah satu laman khusus berbagi motivasi. Adegan dialog antara tukang jam dengan jam buatannya kira-kira begini:

“Hai jam, sanggupkah kamu berdetak paling tidak 31.104.000 kali selama setahun?” tanya tukang jam memulai.

“Hah?,” jam terperanjat, “Mana mungkin saya sanggup ?”

“Bagaimana kalau 86.400 kali dalam sehari?”

“Delapan puluh enam ribu empat ratus kali? Dengan jarum yang ramping-ramping seperti ini?” jam menjawab dengan penuh keraguan.

“Bagaimana kalau 3.600 kali dalam satu jam?” tantang tukang jam.

“Dalam satu jam harus berdetak 3.600 kali? Itu masih terlalu banyak”, tetap saja jam ragu-ragu dengan kemampuan dirinya.

Dengan penuh kesabaran, Tukang jam itu kemudian bertanya lagi:
“Kalau begitu, sanggupkah kamu berdetak satu kali setiap detik?”

“Naaaah, kalau begitu, aku sanggup!” kata jam dengan penuh antusias.

Akhirnya setelah selesai dibuat, jam itu berdetak satu kali setiap detik. Hingga akhirnya tanpa terasa, detik demi detik pun terus berlalu. Apa yang terjadi sungguh diluar dugaan karena ternyata selama satu tahun penuh dia telah berdetak tanpa henti. Dan itu berarti ia telah berdetak sebanyak 31.104.000 kali.

Jam, pada awalnya ragu akan kemampuan dirinya. Ia begitu takut menghadapi hal-hal besar yang sebenarnya sangat mungkin dilakukan. Tanpa disadari, ia terus-menerus melakukan hal yang menurutnya ringan dan sepele meski pada akhirnya hasilnya sungguh luar biasa. Hal yang dianggap kecil tapi dilakukan terus menerus akan menghasilkan sesuatu yang besar dan menakjubkan.

Meski kisah ini fiktif, tentu bukan alasan untuk mengabaikan hikmahnya. Layaknya jam tadi,  manusia punya kemungkinan lebih besar untuk melakukan hal-hal besar dengan modal keyakinan diri serta kesanggupan untuk memulai dengan konsisten. Kalau toh tak sanggup melakukan gebrakan setiap detik, menit, atau jam,  paling tidak kita punya waktu 30 hari dalam sebulan untuk mengasah potensi diri sekaligus menemukan keajaiban-keajaban luar biasa yang dimiliki diri kita. Bagaimana? Siap menemukannya?

0 komentar:

Post a Comment

Powered by Blogger.

Terpopuler

Kategori