Home »
» Kita Semua Bucin!
Kita Semua Bucin!
Musdin Musakkir
February 25, 2020
1 comment
Lagi, notifikasi pesan whatsapp di ponsel saya muncul. Pesannya sama seperti kemarin. Candaan garing namun akrab. Saya suka hal-hal semacam ini. Meski, kerap membukanya di waktu-waktu istirahat. Alasannya, saya ingin tertawa sepuas-puasnya demi melepas lelah.
Saya bilang itu garing sebab hal yang tiap hari dikonsumsi tak bisa lagi dianggap empuk. Garing bukan berarti tak bisa dimakan, kan? Malah garing tetap bisa bikin kenyang.
BUCIN adalah kegaringan yang selalu bikin saya kenyang kala menatap layar ponsel. Sebagian lainnya mungkin anggap itu berlebihan, keterlaluan dan kurang kerjaan. Buang-buang kuota internet. Tapi kok saya bahagia, ya?
Akhir-akhir ini "bucin" menjadi frasa yang digunakan untuk menyapa seseorang. Tidak hanya itu, kadang "bucin" menjadi semacam kata kunci agar bisa masuk dan diterima di lingkungan sosial atau pertemanan.
Bucin alias budak cinta adalah sebuah bentuk kepatuhan dan kesetiaan. Siapa yang tidak pernah merasa bucin , boleh jadi tidak pernah berbahagia ataupun membahagiakan. Itu pendapat saya. Bagi yang berbeda pandang, tabe, silakan!
Lagipula, "bucin", yang tak masuk Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya membebaskan masyarakat Indonesia memiliki tafsiran sendiri sesuai selera. Bukan lagi "Budak Cinta" yang terdengar alay dan lebay.
Bagi saya, dalam sebuah kelompok, penting untuk tetap menjaga kedinamisan. Alasannya, setiap kelompok punya ritme dan pola yang berbeda. Jenuh dan bosan menjadi hal wajar. Siapapun yang mengalami itu, tentu akan terkungkung dan berupaya mencari jalan keluar.
Tentu, tidak perlu jauh-jauh mencari jalan keluar. Sebagai makhluk sosial, kita punya banyak bekal untuk tetap bisa beradaptasi dan berkomunikasi dengan baik. Membuka diri dan menerima keadaan yang berubah setiap saat adalah salah satu solusinya.
Sebenarnya, kita lebih "bucin" dari orang-orang yang dianggap bucin dalam sebuah kelompok. Karenanya, "bucin" memang mesti disepakati menjadi kosa kata baru, sama seperti "ces", "bos q", "cika", "say", dan lainnya. Bahkan, saking bucin-nya, orang tua kita juga punya panggilan sayang, "papi" atau "mami".
Karenanya, penggunaan kata "bucin" untuk menyapa dan bercanda agar keakraban tetap bertahan menjadi penting dilakukan. Tujuannya, sekali lagi, untuk mengakrabkan diri. Bukan merendahkan.
Bergabung dalam sebuah kelompok, berarti menerima keberadaan sekaligus keberagaman perilaku setiap individu dalam kelompok tersebut. Semakin akrab pertemanan yang terjalin, semakin aneh pula perilaku dan sapaan yang diterima. Bukankah itu juga suatu kebahagiaan?
Bagaimana, siap jadi BUCIN?
(Dari Kakak tingkatmu yg juga Bucin, wkwkwk)
Powered by Blogger.
Tinting gold von titanium men\'s wedding band
ReplyDeleteTinting titanium nipple bars gold von titanium forging titanium men\'s wedding band, gold, gold, gold-white, gold, 2018 ford fusion energi titanium gold-white. 3131 S. P. P. P. P. P. 바카라 웹 사이트 Tinting gold 아이 벳 von gold-white, gold-white.