Desa Bebas Asap Rokok Bone Bone |
Bone-Bone
adalah sebuah desa yang terletak di ujung Kabupaten Enrekang dan masuk dalam
wilayah Kecamatan Baraka. Untuk bisa sampai ke desa ini, kita harus menempuh
jarak ± 18 km dari Baraka, ibu kota kecamatan dengan menggunakan kendaraan roda
empat ataupun roda dua. Namun ada baiknya untuk memilih moda transportasi roda
dua atau motor karena kondisi jalan yang dilalui agak curam dan sempit menuju
lokasi. Dengan ketinggian 1500 meter dari permukaan laut, menjadikan desa ini
memiliki udara yang cukup dingin dan sejuk. Desa dengan penduduk kurang lebih
1200 orang ini dikelilingi pegunungan dan bukit yang banyak berjejer. Pemandangan
di sekelilingnya memang sangat menakjubkan. Suasana khas pedesaan menambah tenteram
hati siapa saja yang mengunjunginya.
Saat
memasuki wilayah Bone-Bone, kita akan disuguhi pemandangan berupa hamparan
sawah yang berpetak-petak dengan terasering yang indah. Melihat ternak yang
berjemur dan mandi di kubangan lumpur menjadi hiburan pelepas lelah sepanjang
perjalanan. Udaranya yang sejuk, airnya yang jernih dan dingin serta
bermacam-macam tanaman perkebunan melengkapi hijaunya alam Desa Bone-Bone.
Sungai yang mengalir mambasahi tanah khas Bone-Bone yang subur dan gembur.
Berkunjung
ke desa ini tidak akan membuat anda menyesal. Banyak hal menarik dan unik yang
bisa ditemukan di sini. Bahkan bisa membuat kita berdecak kagum. Diantaranya
karena desa ini punya kelebihan dibanding desa-desa yang lain di Indonesia.
Sejak
beberapa tahun terakhir, sekitar tahun 2000-an, Bone-Bone dikenal sebagai Desa
Sehat. Julukan ini diberikan karena memang di desa ini menerapkan pola hidup
sehat bagi warganya. Program yang dicanangkan pemerintah desanya seperti kawasan
bebas asap rokok, bebas penggunaan zat-zat kimia dalam setiap olahan makanan mereka,
larangan mengkonsumsi narkoba termasuk zat adiktif lainnya, larangan
mengkonsumsi minuman keras atau beralkohol termasuk minuman tradisional masyarakat
Enrekang seperti tuak yang sudah melalui proses fermentasi.
Hal
ini dilakukan oleh pemerintah desa setempat guna menjadikan warga dan generasi
mereka agar menjadi sehat dan terbebas dari pengaruh obat-obatan atau
bahan-bahan yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat. Selain itu, seluruh
warga desa tentu akan menjadi sejahtera dan terbebas dari
penyakit kronis yang ditimbulkan akibat penggunaan bahan-bahan kimia pada
makanan. Dengan begitu, harapan hidup warga desa pun tinggi. Aparat Pemerintah Desa
setempat juga terus mengawasi warganya agar tidak melanggar aturan-aturan yang
telah ditetapkan. Sanksi bagi yang melanggar diberikan berupa kerja sosial, seperti
membersihkan rumah ibadah dan sekolah. Terlepas dari itu semua, atas kerjasama
dan kesadaran penuh seluruh warga desa, Bone-Bone memang layak mendapatkan
predikat sebagai Desa Sehat.
Sebenarnya,
selain menawarkan wisata sehat bebas asap rokok, dan terobosan lainnya di
bidang kesehatan masyarakat, masih
banyak hal lain yang bisa dikembangkan. Kultur budaya serta adat yang masih
terjaga dengan baik mampu menjadi daya tarik tersendiri. Di sini, budaya gotong
royong masih dipelihara dan sangat terasa. Warga desa dengan suka cita
melakukan kegiatan membersihkan lingkungan setiap minggunya.
Hal
lain yang juga tak kalah menarik untuk dikembangkan di desa ini adalah wisata kuliner,
khususnya bagi para penikmat olahan bubuk hitam bernama kopi. Hasil perkebunan
bernilai ekspor tinggi ini menjadi komoditi andalan warga desa setempat. Pada tahun 2008 misalnya, desa Bone-Bone
menjadi juara pertama nasional sebagai penghasil kopi dengan aroma yang paling
khas mengalahkan kopi dari daerah lain di Indonesia. Ini menjadi bukti betapa
Desa Bone-Bone merupakan surga para pecinta kopi. Apalagi, bagi pengunjung yang
datang bisa menikmati olahan kopi yang diproses secara tradional dan tentunya
rasanya lebih nikmat dari kopi olahan pabrik modern. Selain aroma dan
kenikmatannya, desa ini juga bisa menjadi sentra pengembangan kopi varietas
lain karena lahan dan tanahnya tergolong subur.
Suasana Desa Bone Bone |
Tidak
cukup sampai disitu, tanaman hasil hutannya pun cukup menjanjikan, Pohon Nilam
yang banyak tumbuh di hutan alam Desa Bone-Bone juga memiliki nilai ekonomi
tinggi dan masyarakat di sini memanfaatkannya untuk membuat bahan baku parfum.
Bahkan mereka memiliki koperasi khusus yang bekerjasama dengan perusahaan asal
Perancis untuk memproduksinya. Dengan begitu, aroma kopi dan harumnya hasil sulingan
pohon nilam menambah predikat Desa Bone-Bone menjadi Desa Wangi.
Dengan
potensi-potensi seperti ini, sebaiknya ada upaya yang dilakukan untuk lebih
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sana. Kopi misalnya, yang menjadi komoditi
andalan di desa ini dan sudah memiliki kualitas yang diperhitungkan dalam skala
nasional, bisa dibantu pemasarannya dengan cara dikemas dalam kemasan yang
praktis agar bisa dinikmati oleh masyarakat luas bahkan di luar daerah. Secara
tidak langsung, hal ini juga akan mendorong usaha-usaha lain di desa ini untuk
berkembang.
Sungguh,
kearifal lokal masyarakat Bone-Bone adalah aset yang tak ternilai harganya.
Membangun desa serta budaya leluhur yang jauh dari pengaruh budaya luar perlu
diapresiasi. Merawat dan melestarikan alam yang kaya patut didukung, terlebih
mereka melakukannya atas kesadaran sendiri tanpa paksaan.
Hanya
saja, pembangunan di desa ini masih belum sesuai dengan yang diharapkan.
Minimnya fasilitas yang memadai seperti jalan yang rusak dan akses
telekomunikasi yang sulit membuat warga di desa ini kesulitan dalam memasarkan
hasil pertanian dan perkebunan mereka.
Sebagai
aset kebanggaan daerah dan ikon Kabupaten Enrekang, sudah seharusnya
pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat ini diperhatikan. Dengan
begitu, geliat perekonomian warga desa menjadi lebih baik serta hasil pertanian
termasuk sumber pemasukan pariwisatanya juga bisa terus ditingkatkan. Tentunya perlu
ada upaya bersama dari semua pihak khususnya pemerintah daerah agar keinginan
ini bisa terwujud. Semoga saja. Insya Allah!