Image source: www.google.com/image |
Akhir-akhir ini, kita sering melihat dan menyaksikan orang-orang berdikusi mengenai hal-hal yang sedang hangat dibicarakan. Mulai dari masalah sosial, politik, ekonomi serta permasalahan lain dalam kehidupan sehari-hari.
Sayangnya, diskusi yang dilakukan tidak jarang keluar dari konteks dan tema yang sedang dibahas. Apalagi, dengan hadirnya forum-forum diskusi di media sosial membuat siapa saja dapat ikut menanggapi dan berkomentar mengenai topik yang dibahas.
Diskusi publik yang hadir di media sosial sebenarnya sangat bermanfaat terutama untuk menampung opini serta saran-saran dari masyarakat. Namun, diskusi yang dilakukan harusnya juga bersifat ilmiah. Kritis boleh asal punya referensi dan bukti yang kuat.
Kalau tidak demikian, diskusi malah akan memanas dan penuh dengan emosi. Cacian, makian pun mewarnai jalannya diskusi. Kata-kata kasar kerap dilontarkan pihak yang merasa disudutkan untuk membalas lawan diskusi. Etika berkomunikasi seringkali diabaikan. Tidak ada lagi kesantunan dalam berkomunikasi.
Padahal, dimanapun dan apapun bentuk diskusi yang dilakukan, sebaiknya tetap menghormati dan menghargai lawan bicara. Kebebasan dalam mengemukakan pendapat adalah hak setiap orang, tapi harus juga dilakukan secara bermartabat.
Oleh karena itu, hendaknya kita selalu bijak dan mengedepankan moralitas. Berdikusi adalah suatu hal yang baik dan jika dilakukan dengan baik pula, tentu akan menghasilkan ide serta gagasan yang cemerlang. Bahkan, bisa jadi diskusi yang dilakukan akan menambah erat tali silaturrahim dan membuat orang lain akan senang bergabung serta mencari solusi bersama-sama.
(MM)