Kawan, menjadi
anak kost itu punya banyak cerita yang menyenangkan sekaligus menyedihkan. Namanya
juga ngontrak, pasti jauh dari keluarga. Segala kebutuhan hidup ala kadarnya
saja. Apalagi untuk urusan perut, selera tidak boleh tinggi-tinggi.
Menjadi lumrah
jika anak kosan seperti saya doyan makan mie instan. Itu karena keadaan yang
memaksa demikian. Meski harus mengabaikan alasan kesehatan. Banyak yang bilang,
terlalu sering makan mie instan akan melemahkan fungsi otak. Tapi sekali lagi,
ini urusan perut kawan.
Kadang terbersit
di pikiran, ingin mengunyah makanan yang berkelas, yang kuahnya mantap. Kalau saja
tidak teringat pesan orang tua, boleh jadi segala cara saya lakukan untuk
memenuhi keinginan yang satu ini. Beruntung, selain nasehat orang tua yang
mujarab, kisah seekor semut selalu saya jadikan pelajaran berharga.
Dikisahkan, suatu
hari hiduplah seorang raja yang dikenal arif dan bijaksana. Sang Raja sangat
mencintai rakyatnya. Bukan hanya itu, ia juga amat menyayangi binatang. Saat berjalan-jalan
keliling istana, tak sengaja ia melihat seekor semut yang dengan susah payah
mengumpulkan remih roti untuk dibawa ke sarangnya. Dengan senyum yang ramah,
Raja bertanya kepada semut “ Berapa banyak roti yang kamu butuhkan untuk
setahun?”
“ Sepotong roti
cukup untuk setahun, Paduka Raja”. Jawab Semut.
“ Kalau begitu
maukah kamu ikut tinggal bersamaku? Nanti aku akan memberimu sepotong roti”.
“ Dengan senang
hati, Paduka”, balas semut gembira.
Singkat cerita, Raja
pun membawa semut tadi ke istana. Semut dilayani dengan baik dan dibuatkan
tabung khusus yang diberi lubang agar semut tetap bisa bernafas. Tak lupa Raja memasukkan
sepotong roti sesuai janjinya dahulu.
“ Jangan khawatir
semut, aku akan kembali membuka tabung ini tepat setahun kemudian. Silakan nikmati
makananmu sembari aku menyelesaikan tugasku mengurus kerajaan”. Kata Raja
meyakinkan Semut.
Sang Raja
bergegas menyelesaikan tugas-tugas kerajaan. Semua masalah diselesaikan dengan
bijaksana. Tidak terasa sudah setahun ia disibukkan dengan pelbagai urusan. Teringatlah
ia akan janjinya pada Semut. Segera saja ia menuju tabung yang ia simpan tidak
jauh dari singgasananya.
“ Apa kabarmu
Semut? Apakah keadaanmu baik-baik saja?”
“Hamba baik-baik
saja, Paduka”
Setelah membuka
tabung tersebut, Raja pun heran melihat roti pemberiannya setahun lalu masih
tersisa setengah.
“ Kamu bilang
sepotong roti cukup untukmu selama setahun. Lalu mengapa masih kau sisakan
setengahnya?”, tanya Raja heran.
“ Maafkan hamba,
Paduka. Saya sengaja menyisakan separuhnya karena saya khawatir baginda Raja
lupa membuka tabung ini. Kalau toh Baginda lupa, saya masih punya persiapan
untuk satu tahun lagi”
Dengan heran sekaligus
kagum, Raja tak sungkan memuji semut yang tahu hidup berhemat. Segera Raja
menyiarkan ke penjuru negeri agar rakyatnya pun mencontoh apa yang dilakukan
semut. Hemat bukan berarti menyiksa diri, tapi mengantisipasi segala
kemungkinan yang bisa saja terjadi misalnya bencana, paceklik, kekeringan, dan lainnya.
Kawan, tidak
perlu malu untuk mencontoh cara hidup semut yang pandai berhemat. Apalagi,
sebagai anak kost, tidak bisa terlalu banyak bergantung pada orang tua. Boleh jadi,
orang tua kita saat ini sedang dilanda banyak masalah keuangan. Harga panen
jatuh, biaya hidup susah, dan seabrek masalah lainnya yang kita tidak ketahui. Bisa
saja uang yang dikirimkan orang tua kita adalah hutang yang susah payah ia
pinjam ke sanak saudara atau bahkan rentenir. Jadi, tidak ada salahnya hidup
hemat selagi masih bisa belajar dengan baik di negeri orang, bukan?
(Musdin Musakkir)
(Musdin Musakkir)
0 komentar:
Post a Comment