Belajar Dari Semut | Kopilogi
Responsive Banner design
Home » » Belajar Dari Semut

Belajar Dari Semut



Kawan, menjadi anak kost itu punya banyak cerita yang menyenangkan sekaligus menyedihkan. Namanya juga ngontrak, pasti jauh dari keluarga. Segala kebutuhan hidup ala kadarnya saja. Apalagi untuk urusan perut, selera tidak boleh tinggi-tinggi.

Menjadi lumrah jika anak kosan seperti saya doyan makan mie instan. Itu karena keadaan yang memaksa demikian. Meski harus mengabaikan alasan kesehatan. Banyak yang bilang, terlalu sering makan mie instan akan melemahkan fungsi otak. Tapi sekali lagi, ini urusan perut kawan.
Kadang terbersit di pikiran, ingin mengunyah makanan yang berkelas, yang kuahnya mantap. Kalau saja tidak teringat pesan orang tua, boleh jadi segala cara saya lakukan untuk memenuhi keinginan yang satu ini. Beruntung, selain nasehat orang tua yang mujarab, kisah seekor semut selalu saya jadikan pelajaran berharga.

Dikisahkan, suatu hari hiduplah seorang raja yang dikenal arif dan bijaksana. Sang Raja sangat mencintai rakyatnya. Bukan hanya itu, ia juga amat menyayangi binatang. Saat berjalan-jalan keliling istana, tak sengaja ia melihat seekor semut yang dengan susah payah mengumpulkan remih roti untuk dibawa ke sarangnya. Dengan senyum yang ramah, Raja bertanya kepada semut “ Berapa banyak roti yang kamu butuhkan untuk setahun?”

“ Sepotong roti cukup untuk setahun, Paduka Raja”. Jawab Semut.

“ Kalau begitu maukah kamu ikut tinggal bersamaku? Nanti aku akan memberimu sepotong roti”.

“ Dengan senang hati, Paduka”, balas semut gembira.

Singkat cerita, Raja pun membawa semut tadi ke istana. Semut dilayani dengan baik dan dibuatkan tabung khusus yang diberi lubang agar semut tetap bisa bernafas. Tak lupa Raja memasukkan sepotong roti sesuai janjinya dahulu.

“ Jangan khawatir semut, aku akan kembali membuka tabung ini tepat setahun kemudian. Silakan nikmati makananmu sembari aku menyelesaikan tugasku mengurus kerajaan”. Kata Raja meyakinkan Semut.

Sang Raja bergegas menyelesaikan tugas-tugas kerajaan. Semua masalah diselesaikan dengan bijaksana. Tidak terasa sudah setahun ia disibukkan dengan pelbagai urusan. Teringatlah ia akan janjinya pada Semut. Segera saja ia menuju tabung yang ia simpan tidak jauh dari singgasananya.

“ Apa kabarmu Semut? Apakah keadaanmu baik-baik saja?”

“Hamba baik-baik saja, Paduka”

Setelah membuka tabung tersebut, Raja pun heran melihat roti pemberiannya setahun lalu masih tersisa setengah.

“ Kamu bilang sepotong roti cukup untukmu selama setahun. Lalu mengapa masih kau sisakan setengahnya?”, tanya Raja heran.

“ Maafkan hamba, Paduka. Saya sengaja menyisakan separuhnya karena saya khawatir baginda Raja lupa membuka tabung ini. Kalau toh Baginda lupa, saya masih punya persiapan untuk satu tahun lagi”

Dengan heran sekaligus kagum, Raja tak sungkan memuji semut yang tahu hidup berhemat. Segera Raja menyiarkan ke penjuru negeri agar rakyatnya pun mencontoh apa yang dilakukan semut. Hemat bukan berarti menyiksa diri, tapi mengantisipasi segala kemungkinan yang bisa saja terjadi misalnya bencana, paceklik, kekeringan, dan lainnya.

Kawan, tidak perlu malu untuk mencontoh cara hidup semut yang pandai berhemat. Apalagi, sebagai anak kost, tidak bisa terlalu banyak bergantung pada orang tua. Boleh jadi, orang tua kita saat ini sedang dilanda banyak masalah keuangan. Harga panen jatuh, biaya hidup susah, dan seabrek masalah lainnya yang kita tidak ketahui. Bisa saja uang yang dikirimkan orang tua kita adalah hutang yang susah payah ia pinjam ke sanak saudara atau bahkan rentenir. Jadi, tidak ada salahnya hidup hemat selagi masih bisa belajar dengan baik di negeri orang, bukan?

(Musdin Musakkir)

0 komentar:

Post a Comment

Powered by Blogger.

Terpopuler

Kategori