Hari Pertama Shakila | Kopilogi
Responsive Banner design
Home » » Hari Pertama Shakila

Hari Pertama Shakila



Saya senang dan menyambut baik anjuran Menteri Pendidikan agar di hari pertama masuk sekolah, orang tua bisa mengantarkan anaknya ke sekolah. Seperti hari ini, saya mengambil alih tugas sepupu yang bekerja di luar kota untuk mendampingi anaknya ke sekolah di hari pertamanya. Kebetulan keponakan saya itu mendaftar di SD di desa saya, jadi lumayan dekat. Ada rasa haru dan bahagia bisa mengantar Shakila, si kecil calon generasi penerus bangsa. Meski saat masuk kelasnya, ia tampak malu-malu dan kaku.
Momen ini mengingatkan saya akan peristiwa yang hampir sama 20-an tahun yang lalu. Ketika itu, saya pun seperti mereka, bahkan lebih canggung. Bertemu teman baru dengan seragam baru, menyaksikan kegaduhan khas anak-anak, dan banyak lagi. Intinya, saya memaknai betul apa yang dianjurkan Pak Menteri tadi.
Sebagai seorang mahasiswa, saya belum berkeluarga. Tapi bukan berarti saya terhalang untuk mengambil hikmah mengantar anak SD di hari pertama. Mengapa? Karena dampak psikologis bertemu dan berada di lingkungan baru begitu terasa. Di hari ini saja, begitu banyak kejadian tak terduga yang tersaji di kelas baru. Tingkah anak laki-laki yang berebut meja dan kursi, berlari-lari dan saling mengejar, ada yang sakit, sedih tidak diantar orang tua, dan banyak lagi ekspresi lucu dari mereka. Melihat kejadian-kejadian itu, saya hanya tersenyum.
Sayang, tidak semua anak-anak mungil itu punya kesempatan yang sama seperti Shakila. Kesibukan para orang tua di pagi hari dengan segudang aktivitas membuat anak mereka lebih memilih duduk berdiam diri di kelas. Meski tahu itu adalah momen spesial bagi sang anak, jarang diantara mereka -para orangtua- menyempatkan hadir mendukung dan memberikan rasa tenang bagi anak-anaknya apalagi di hari pertama masuk sekolah.
Saya khawatir, ketidakhadiran orang tua murid akan mengurangi kepercayaan diri anak-anaknya. Ditambah lagi, persoalan bullying masih marak terjadi. Beberapa anak penyandang disabilitas perlu dikuatkan hatinya untuk bisa menerima dirinya di lingkungan pergaulan dan pendidikan. Sering, tanpa penguatan dan dukungan orang terdekat, para anak penyandang disabilitas tersebut mengalami tindakan yang tidak seharusnya ia terima, misal dihina dan dikucilkan.

Sebelum meninggalkan Shakila dan membiarkan ia berbaur dengan kenalan barunya, saya sedikit memberikan bimbingan perihal tindakan apa yang harus dilakukan sebagai seorang murid/ peserta didik. Misalnya, jika ada keperluan ke toilet, terlebih dahulu meminta izin kepada guru yang sedang mengajar. Saat ada teman yang belum ia kenal lalu usil mengganggu, jangan sungkan melapor ke gurunya.  Kalau merasa kesehatannya tidak memungkinkan untuk belajar efektif, boleh meminta dengan sopan agar bisa dipulangkan lebih awal.
Saya percaya banyak orang tua di luar sana yang lebih memahami dan mengerti bagaimana seharusnya memberi penguatan maupun dukungan kepada anak-anaknya di hari pertama masuk sekolah. Untuk itu, saya berharap di tahun-tahun berikutnya, saya bisa melihat kelas baru di jam tujuh pagi (di hari pertama tahun ajaran baru) terisi penuh oleh anak dan orang tuanya.

0 komentar:

Post a Comment

Powered by Blogger.

Terpopuler

Kategori